Membantu Anak Membangun Harga Diri

Parents • 29 Maret 2022

Merencanakan Kehamilan

Harga diri (self esteem) adalah salah satu kunci sukses dalam kehidupan. Pembentukan konsep diri yang positif atau harga diri yang sehat sangat berperan bagi anak untuk mencapai kebahagiaan dan sukses.

Apa itu harga diri? Harga diri adalah apa yang dirasakan  seseorang tentang dirinya sendiri, dan perilaku orang tersebut mencerminkan perasaan itu.

Harga diri anak-anak dapat dibangun sejak usia dini. Harga diri terbentuk dari merasa dicintai dan rasa aman, dan dari pembentukan kompetensi.

Berikut ini beberapa tips untuk membantu anak membangun harga diri.

Jangan membandingkan

Ucapan seperti “Mengapa kamu tidak bisa seperti kakakmu?” harus dihindari. Perbandingan seperti ini akan membuat anak Anda merasa malu, iri dan merasa harus bersaing. Perbandingan seperti “Kamu pemain bola terbaik”, berpotensi merusak harga diri anak karena merasa berat memenuhi citra yang Anda ciptakan ini.

Katakan pada anak bahwa Anda menghargai dirinya apa adanya sebagai individu yang istimewa dan unik. Anak juga akan menghargai dirinya sendiri.

Katakan bahwa Anda mencintainya tanpa syarat

Ketika anak gagal atau melakukan sesuatu yang salah, katakan, “Kamu istimewa untuk ibu, Ibu mencintaimu apa pun yang terjadi.”

Harga diri anak berkembang karena Anda menerima dirinya apa adanya tanpa memandang kelebihan, kesulitan, temperamen atau kemampuannya. Berikan pelukan, ciuman, dan tepukan di bahunya dan jangan lupa katakan Anda mencintainya

Ketika Anda harus mengkoreksi anak, tegaskan bahwa bukan dirinya, tapi perilakunya tidak dapat diterima. Jangan katakan “Kamu nakal!" tapi katakan “Jangan bermain bola di dalam rumah. Bola kan untuk bermain di luar.”

Perhatikan dan dengarkan

Sediakan waktu untuk memberikan perhatian penuh untuk anak Anda. Hal ini membangun harga diri anak karena ia menerima pesan bahwa Anda menganggapnya penting dan berharga

Hentikan aktivitas Anda dan dengarkan apa yang ingin dikatakan anak Anda. Tinggalkan hal-hal lain seperti menerima telepon dan ajak anak Anda berbicara di tempat yang tenang tanpa gangguan. Lakukan kontak mata sehingga anak Anda tahu bahwa Anda benar-benar mendengarkan apa yang dikatakannya. Anak perlu mengetahui bahwa pikiran, perasaan, keinginan dan pendapatnya penting bagi Anda.

Terima perasaannya tanpa menghakimi seperti, “Ibu mengerti kamu sedih karena tidak jadi menginap di rumah temanmu.” Dengan demikian Anda memvalidasi perasaannya dan menunjukkan Anda menghargai apa yang dikatakannya.

Ungkapkan perasaan Anda sendiri, “Ibu khawatir tentang Bibi Emma. Sakitnya parah”, Anak akan menjadi lebih percaya diri mengungkapkan perasaannya sendiri.

Ajarkan tentang batasan

Tetapkan aturan yang wajar dan konsisten untuk anak Anda. Pastikan anak tahu konsekuensi yang harus diterima ketika ia melanggar aturan. Dengan mengetahui bahwa ada aturan dalam keluarga membuat anak merasa lebih aman. Tunjukkan bahwa Anda percaya kepada anak dan tunjukkan ekspektasi Anda bahwa ia akan melakukan hal yang benar.

Tetapkan tujuan untuk anak

Tetapkan tujuan yang mungkin dicapai oleh anak. Tujuan yang tidak mungkin dicapai akan membuat anak frustasi dan merasa tidak mampu.

Dukung anak mengambil risiko  yang sehat

Dorong anak mencoba sesuatu yang baru, seperti mencoba makanan baru, bergaul dengan teman baru, memakai sepatu roda. Aktivitas yang melibatkan kerja sama dan bukan kompetisi, seperti program mentoring atau menjadi relawan sangat membantu membangun harga diri anak.

Biarkan anak melakukan eksperimen yang aman dan jangan ikut campur. Buru-buru mengatakan, “Sini, biar Ibu saja yang melakukannya”, dapat menimbulkan ketergantungan dan merusak kepercayaan diri anak. Anda dapat membantu membangun harga diri anak dengan menyeimbangkan kebutuhan Anda untuk melindunginya dan kebutuhan anak untuk menyelesaikan tugas-tugas baru.

Biarkan anak melakukan kesalahan

Memilih sebuah keputusan dan mengambil risiko dapat membuat anak melakukan kesalahan. Hal ini justru merupakan pelajaran yang berharga bagi anak Anda.

Sebuah contoh, anak terlambat ke sekolah karena berlama-lama di kamarnya. Dorong anak mempersiapkan diri lebih cepat esok harinya. Dengan demikian harga diri anak tidak terganggu karena ia memahami bahwa tidak apa-apa sesekali melakukan kesalahan dan membuat anak lebih mudah menerima kesulitan yang dihadapinya

Berikan empati dan luruskan keyakinan yang salah

Anak mungkin membandingkan diri sendiri dengan saudara atau temannya. “Mengapa aku tidak bisa menendang bola sebaik Fathan?” Anda dapat mengatakan, “Benar, Fathan dapat menendang bola dengan baik. Dan kamu dapat lari cepat sekali.” Tunjukkan empati Anda dan tekankan kelebihan anak Anda.

Ketika anak menghadapi pikiran negatif dan keraguan pada diri sendiri seperti, “Aku tidak bisa matematika, aku bukan murid yang baik.” Katakan misalnya “Kamu murid yang baik. Kamu hanya kesulitan pada matematika. Belajar matematika membutuhkan banyak latihan. Ayo kita kerjakan latihan lagi.”

Hal ini membantu anak Anda belajar bahwa semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan dan ia tidak harus sempurna dalam segala hal

Berikan dukungan

Tiap anak membutuhkan dukungan yang menyatakan “Aku percaya padamu. Aku melihat kamu berusaha. Lanjutkan usahamu”. Suport artinya mengakui kemajuan, bukan hanya hasil yang dicapai.

Dukungan berbeda dengan pujian. Pujian dapat membuat anak merasa bahwa ia hanya berhasil ketika melakukan sesuatu dengan sempurna. Dukungan mengakui usaha yang dilakukan anak. “Ceritakan tentang pertandingan itu. Ibu lihat kamu berusaha keras” lebih baik daripada “Kamu pemain terbaik di timmu”.

Pujian berlebihan dapat mengganggu harga diri karena dapat menciptakan tekanan dalam melakukan sesuatu dan menciptkan kebutuhan akan persetujuan dai orang lain. Berikan anak pesan bahwa usahanya dan mengalami proses hingga akhir adalah hal yang terpenting.

Berikan pujian dengan porsi yang tepat dan berikan sebanyak mungkin dukungan, hal itu akan membantu anak bertumbuh dan merasa bahagia dengan dirinya sendiri.

Harga diri Anda sendiri juga penting

Anda perlu memandang diri Anda dengan cara positif. Orang tua yang positif menyadari bahwa dirinya tidak sempurna tapi menghargai dirinya sendiri dan selalu berusaha bertumbuh dan memperbaiki diri

Sumber

http://www.chabad.org

http://www.todaysparent.com

http://www.babycenter.com

http://childdevelopmentinfo.com


( BS RPI 22032022 )

79

0

3

Artikel Lainnya