Lebih Mudah Marah Pada Anak Sendiri.

Parents • 16 Maret 2024

Merencanakan Kehamilan

Apakah Parents merasakan seperti yang tertulis pada judul?

"Hem..., iya ya...ngadepin anak sendiri, gampang banget tersulut emosi kita, mudah sekali mata kita melotot, nada suara kita meninggi dan kita membentak anak dengan galak. Kenapa pada anak orang lain kita bisa lebih sabar, lebih pengertian, lebih bisa menahan diri?"

Jawabannya ternyata adalah:

1.Kita punya rasa sungkan pada orang tua si anak.

2.Menjaga "citra diri Parents" & rasa tangung jawab untuk membentuk kepribadian anak supaya berakhlak mulia serta tanggung jawab Parents terhadap kesejahteraan dan tumbuh kembang anak.

Bila anak kita berprilaku buruk, maka citra positif kita sebagai Parents akan tercoreng, dan itu bisa menjadi cerminan kemampuan Parents dalam mendidik anak, hal ini memicu rasa frustasi dan kecewa pada diri Parents.

3.Ikatan kekerabatan dan ikatan batin yang lebih kuat antara Parents dan anak sendiri dibanding antara Parents dengan anak orang lain.

Ikatan antara orang tua & anak adalah ikatan yang sangat kuat dan komplek. Masalah "kecil" dengan anak sendiri mungkin akan terasa "lebih besar", karena interaksi yang terus menerus dan hubungan emosional yang sangat erat.

5.Ekspektasi VS Kenyataan. Parents sering kali menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap prilaku anaknya. Jika ekspektasi tidak terpenuhi, maka hal ini dapat menimbulkan rasa marah dan kecewa. Kecil kemungkinan Parents memiliki ekspektasi terhadap anak orang lain.

5.Naluri alami untuk melindungi dan mengayomi anak. Parents memiliki naluri alami untuk melindungi, mengayomi dan membimbing anak-anaknya. Maka ketika seorang anak berperilaku buruk, Parents akan merasa kehilangan kendali atas situasi, sehingga menyebabkan frustasi dan pontensi terjadinya ledakan emosi.

6.Kondisi & Situasi Emosi Yang Belum Diproses.

Parents mungkin sedang menghadapi stres, kelelahan fisik atau masalah pribadi yang belum terselesaikan. Faktor-faktor mendasar ini dapat berdampak pada kemampuan mentolerir prilaku anak. Sehingga Parents jadi gampang emosi maka dengan mudah membentak anaknya sendiri.


Penting untuk diperhatikan.

Hal-hal tersebut di atas bukan merupakan alasan pembenaran bila Parents mudah marah pada anaknya.

Namun hal tersebut di atas merupakan rambu-rambu bagi Parents supaya Parent.

1.Bisa mengelola emosi dengan lebih baik.

2.Memiliki mekanisme mengatasi rasa frustasi secara efektif.

3.Tidak membandingkan prilaku anak sendiri dengan anak orang lain, karena hal ini dapat menyesatkan.Setiap anak memiliki fase tumbuh kembang masing-masing.

4.Setiap anak memiliki kepribadian yang unik, yang tidak sama antara satu dan lainnya.

5.Fokus pada solusi : Daripada terus memikirkan prilaku negatif anak, lebih baik Parents fokus mencari solusi dan membimbing anak-anaknya supaya memiliki prilaku yang lebih terpuji.

6.Menjaga komunikasi terbuka dengan anak sehingga memungkikan anak mengungkapkan perasaannya dan mereka juga memahami apa harapan Parents kepada mereka.


Hubungan yang sehat antara Parents dan anak-anaknya dibangun atas dasar rasa saling percaya, saling pengertian dan komunikasi yang efektif .


Mari Parents, lebih sabar pada anak sendiri dan tetap sabar pada anak orang lain.

0

0

0

Artikel Lainnya