Menjinakkan Si Monster Marah di Dalam Diri Si Kecil

Parents • 29 Februari 2024

Merencanakan Kehamilan
Banyak Parents merasa kesulitan menghadapi amarah Si Kecil. Seringkali hanya karena hal yang tampak sepele, Si Kecil menjadi mudah frustrasi. Emosinya meledak tak terkedali. Ia berteriak, bahkan mungkin sampai berlaku agresif

Mengajari Si Kecil untuk mengelola amarahnya membutuhkan pendekatan yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh si kecil, serta secara konsisten menerapkan strategi.


Berikut beberapa strategi yang dapat Parents terapkan:
1. Kenali Tanda-Tanda Awal Kemarahan:
• Ajari Si Kecil untuk mengenali tanda-tanda awal kemarahan mereka, seperti napas pendek, otot menegang, atau keinginan untuk berteriak. Gunakan kata-kata sederhana seperti “terengahf-engah," "tegang," atau "ingin berteriak."
• Bantu mereka mengenali perasaan mereka dengan menebak perasaan mereka. Misalnya: “Kamu marah nak? Kamu kecewa ya? Kamu sedih ya?”

2. Tumbuhkan Strategi Menenangkan Diri:
• Latihan pernapasan: Latih Si Kecil bernapas dalam dan lambat melalui hidung, tahan selama beberapa detik, dan hembuskan perlahan melalui mulut. Ajak Si Kecil membayangkan sedang meniup balon.
• Relaksasi otot: Ajak Si Kecil mengencangkan dan melepaskan otot-otot tubuhnya secara bergantian, mulai dari jari kaki hingga kepala.
• Menghitung sampai 10
• "Tempat teduh": Sediakan "tempat teduh" khusus di rumah atau kelas, di mana Si Kecil dapat pergi untuk menenangkan diri ketika mereka merasa marah. Ini bisa berupa sudut baca dengan bantal dan buku “kalem”, atau sudut relaksasi dengan mainan sensorik (boneka, bola lembut, dll) .

3. Latih Keterampilan Sosial:
• Bermain peran: Perankan skenario yang memicu kemarahan Si Kecil, misalnya tidak mendapatkan mainan yang diinginkan. Bantu mereka berlatih menggunakan kata-kata dan tindakan yang baik untuk mengutarakan perasaan (kecewa, kesal, marah, sedih, jengkel, dst) dan mencari solusi.
• Latihan "Aku merasa": Ajarkan anak untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan menggunakan kalimat yang dimulai dengan "Aku merasa" (misalnya, "Aku merasa jengkel karena tidak bisa main patungan"). Ini membantu mereka mengkomunikasikan kebutuhan mereka secara asertif tanpa menyalahkan orang lain.

4. Pujian dan Penguatan Positif:
• Jangan lupa memuji Si Kecil atas upaya mereka untuk mengelola kemarahan dan menggunakan strategi yang telah dipelajari.
• Ciptakan sistem reward sederhana untuk memperkuat perilaku positif, seperti menempelkan stiker di "tabel kemarahan" atau reward aktivitas menyenangkan selama 15 menit dengan Parent setelah mereka berhasil menenangkan diri.

5. Beri Teladan Perilaku yang Benar:
• Tunjukkan cara mengelola kemarahan Anda sendiri di depan Si Kecil. Tarik napas dalam, hitung sampai empat dan lepaskan dalam hitungan delapan, atau pergi ke tempat lain untuk menenangkan diri sebelum berbicara.
• Beri tahu Si Kecil ketika Parent merasa marah dan beri contoh cara mengatasinya. Misalnya, "Bunda sedang kesal karena hp Bunda terjatuh, Bunda akan mengambil napas dalam-dalam supaya tenang."
Ingat:
• Bersikaplah realistis: Anak kecil masih belajar mengelola emosi mereka. Bersabarlah dan konsisten dalam menerapkan strategi ini.
• Buatlah kegiatan ini menyenangkan: Gunakan lagu, permainan, dan cerita untuk membuat proses mendidik lebih menarik.
• Bekerja sama dengan guru anak Anda: Diskusikan strategi yang sama untuk diterapkan di sekolah, sehingga anak menerima pesan yang konsisten.

Dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan menyenangkan, Parent dapat menumbuhkan kemampuan Si Kecil untuk mengelola kemarahan dan mengembangkan keterampilan sosial yang berharga.

0

0

0

Artikel Lainnya