Kemampuan Melihat dari Perspektif Orang Lain

Parents • 25 Februari 2022

Merencanakan Kehamilan

Kemampuan untuk melihat dari perspektif orang lain sangat penting untuk dimiliki karena kemampuan ini berdampak pada kehidupan sosial, kenyamanan hidup ketika berdampingan dengan sesama, dan pemahaman akan efek perbuatan kita terhadap orang lain. Namun, kemampuan ini tidak langsung diperoleh sejak lahir. Kemampuan untuk melihat dan merasakan dari sudut pandang orang lain perlu dilatih sejak dini secara terus-menerus dan konsisten.

Kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan situasi dari sudut pandang yang berbeda mengharuskan Si Kecil bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Dia juga akan bisa membayangkan apa yang akan dirasakan, dipikirkan, atau dilakukan jika berada dalam situasi tersebut. Misalnya, kalau temannya sedang dalam situasi sulit.

Ketika Si Kecil mampu membayangkan suatu situasi dari sudut pandang orang lain (dalam hal ini temannya, Anda, atau saudara kandungnya), dia akan memiliki rasa empati dan toleransi terhadap apa yang dirasakan orang-orang di sekitarnya. Misalnya:

  • Ketika orang tua sedang kelelahan. Si Kecil akan menangkap situasi ini dan tidak merengek meminta sesuatu yang memancing emosi orang tuanya.
  • Ketika kakak atau adik Si Kecil sedang kurang sehat. Si Kecil akan mampu merasakan apa yang dialami saudara kandungnya, sehingga dia mau “berjaga” di dekat saudaranya yang sakit. Mungkin dia akan membawakan mainan atau bermain di dekat saudaranya yang sakit.

Apa yang terjadi kalau Si Kecil kurang mampu melihat situasi dari perspektif orang lain? Si Kecil akan menjadi pribadi yang egois, mau menang sendiri, tidak bisa memahami situasi, “nakal”, grogi, sering memancing emosi orang lain, dan sebagainya.

Bagaimana mengajarkan Si Kecil supaya sejak dini dia mampu memandang dari perspektif orang lain? Untuk mengajarinya tentu perlu disesuaikan dengan tahapan dan perkembangan usianya.

Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda lakukan bersama anak-anak prasekolah.

  1. Tunjukkan emosi orang lain. Tunjukkan pada Si Kecil ketika anak lain menangis. Bahas dengannya tentang bagaimana perasaan anak itu dan mengapa dia merasa seperti itu. Ini menjadi sangat penting jika Si Kecil yang tidak sengaja menyebabkan anak lain marah atau menangis.
  2. Baca buku dan bicarakan bagaimana perasaan karakter dalam buku. Temukan salah satu emosi yang muncul dalam cerita, kemudian bicarakan mengapa si tokoh cerita merasa seperti itu. Tanyakan pada Si Kecil bagaimana dia tahu atau mampu menilai apa yang dirasakan si tokoh cerita, misalnya apakah tokoh itu tersenyum, menemukan mainannya, dll.
  3. Ajari Si Kecil memahami situasi. Ajarkan pada Si kecil untuk mampu menawarkan bantuan sehingga bisa memperbaiki situasi. Misalnya, jika Si Kecil melihat temannya tampak kesal, ajari Si Kecil untuk bertanya apa yang bisa dia lakukan untuk membantu temannya itu. Beri Si Kecil ide. Misalnya, menemukan hal menyenangkan yang dapat dilakukan temannya sehingga temannya bisa kembali ceria.

Mari asah kemampuan Si Kecil dalam memandang dari perspektif orang lain, agar Si Kecil tumbuh menjadi pribadi yang penuh empati, luwes bergaul, dan mampu beradaptasi dalam setiap kehidupan sosialnya.(EWP 27022022)

191

0

3

Artikel Lainnya